Multi Level Marketing (MLM): Arti, Jenis, Cara Kerja, dan Pertimbangan

Multi Level Marketing (MLM): Arti, Jenis, Cara Kerja, dan Pertimbangan

Multi level marketing atau MLM adalah jenis usaha pemasaran yang penuh dengan pro dan kontra. Berbagai anggapan negatif pun bermunculan untuk jenis usaha ini. 

Ada yang menganggap MLM sebagai bentuk marketing yang ilegal dan hanya menguntungkan anggota yang berada di level atas.

Namun, ada pula yang beranggapan bahwa MLM legal dan sangat menguntungkan.

Sebenarnya, apa itu MLM dan bagaimana cara kerjanya? Apakah pelaksanaannya legal? 

Agar tak penasaran, mari simak penjelasan Glints berikut ini! 

Pengertian Multi Level Marketing

Pernahkah kamu tiba-tiba dihubungi oleh teman lamamu dan diajak berbisnis? Namun, bisnis yang ia jelaskan tidak seperti bisnis pada umumnya. 

Katanya, kamu bisa meraup banyak keuntungan jika mengajak orang lain untuk ikut berbisnis dengan kalian juga.

Nah, mungkin saja kamu sedang diajak untuk menjalani multi level marketing atau MLM.

Dikutip dari Investopedia, MLM adalah strategi yang digunakan beberapa perusahaan direct sales.

Dalam strategi ini, perusahaan mendorong distributor yang sudah ada untuk merekrut distributor baru.

Nantinya, distributor akan mendapat keuntungan berdasarkan persentase penjualan mereka dan penjualan distributor yang mereka rekrut.

Orang baru yang direkrut oleh distributor disebut juga sebagai downline. Semakin banyak downline yang direkrut oleh distributor, maka keuntungan distributor pun akan semakin besar.

Biasanya, perusahaan yang menerapkan multi level marketing tidak memiliki toko fisik.

Jadi, jika kamu ingin membeli produk atau jasa mereka, kamu harus menghubungi distributor yang telah terikat dengan perusahaan tersebut.

Dalam praktik MLM, perusahaan bisa saja memiliki ratusan hingga ribuan distributor yang tersebar di seluruh dunia.

Namun, tidak semua distributor berhasil meraih keuntungan seperti yang dijanjikan.

Hal inilah yang kerap membuat orang ragu untuk menjalani bisnis MLM.

Jenis-Jenis Multi Level Marketing

Seperti mengutip dari Smart Capital Mind, berikut adalah 3 jenis MLM berdasarkan sumber utama revenue-nya.

1. MLM yang menjual produk

Dalam praktik MLM ini, penjualan produk adalah sumber utama pendapatannya.

Baik itu dengan memproduksi produk sendiri atau meminta bantuan pihak ketiga yang kemudian dipasang label MLM tersebut.

Beberapa contoh produk yang dijual bertujuan untuk menghasilkan repeat purchase, seperti suplemen, vitamin, dan produk kecantikan.

2. MLM yang menjual jasa

Praktik ini hampir mirip dengan MLM yang menjual produk.

Bedanya, seorang distributor akan menjual membership untuk pelayanan dari perusahaan MLM tersebut.

Meski begitu, apabila ada membership renewal, komisi yang didapat distributor terbilang kecil.

Sehingga mengharuskan distributor untuk terus menambah klien baru.

Beberapa contoh jasa yang dijual seperti rencana pendidikan online, membership perusahaan untuk bantuan pelayanan hukum, konsultasi keuangan, dan sebagainya.

3. MLM yang menjual membership

Praktik MLM ini adalah yang sering disebut orang-orang sebagai pyramid scheme.

Multi level marketing ini hanya berfokus untuk merekrut orang baru ke dalamnya dengan mengesampingkan penjualan produk atau jasa.

Praktik MLM ini menawarkan komisi besar untuk associate-nya berdasarkan setiap orang baru yang bergabung.

Apakah MLM Ilegal?

Banyak orang menganggap multi level marketing atau MLM adalah strategi yang ilegal karena menggunakan pyramid schemes atau skema piramida.

Dilansir dari laman resmi Federal Trade Commission, skema piramida bisa disebut sebagai penipuan. 

Dalam skema ini, seseorang akan menjanjikanmu berbagai hal menarik yang akan kamu dapatkan jika bergabung dengan bisnis mereka.

Bahkan, mereka akan menyebutkan bahwa bisnis mereka bisa mengubah hidupmu.

Padahal, nantinya sebagian besar penghasilanmu tergantung berapa banyak orang yang berhasil kamu rekrut, bukan berapa produk yang kamu jual.

Skema ini dilakukan untuk terus merekrut distributor-distributor baru. Kemudian, uang distributor akan mengalir ke bisnis tersebut.

Jadi, apakah multi level marketing ilegal? Jawabannya, tidak.

MLM bisa dikatakan legal apabila keuntungan distributor lebih banyak diperoleh dari hasil penjualan produk.

Namun, jika keuntungan lebih berfokus pada perekrutan distributor baru, bisnis tersebut lebih tepat disebut skema piramida.

Cara Kerja MLM

Seseorang yang mengikuti multi level marketing biasanya direkrut oleh seorang distributor yang sudah berkecimpung di bisnis tersebut.

Biasanya, distributor atau perusahaan mengadakan sebuah acara tertentu. Dalam acara itu, kamu akan diminta untuk menikmati produk perusahaan.

Jika tertarik, kamu akan diajak untuk menghadiri rapat yang berisi tentang penjelasan produk, bisnis, skema, dan proses MLM.

Perusahaan kemudian akan berusaha meyakinkanmu untuk bergabung dengan bisnis mereka.

Jika setuju, kamu akan diminta untuk menandatangani kontrak dan membeli inventaris, seperti ditulis The Balance Careers.

Inventaris yang dimaksudkan setiap perusahaan bisa saja berbeda. Namun, umumnya perusahaan akan memintamu untuk membeli sebagian produk mereka.

Pembelian tersebut dianggap sebagai biaya awal kamu bergabung.

Setelah itu, kamu bisa mulai menjalani MLM dengan melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh distributor yang merekrutmu.

Kelebihan dan Kekurangan Multi Level Marketing

Dilansir dari Lead MLM Software, berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari MLM.

1. Kelebihan multi level marketing

Memberikan kesempatan bagi entrepreneur

Hal ini karena memulai bisnis MLM tidak memerlukan biaya yang besar.

Kamu bisa membuat produk sendiri dan menjualnya melalui bisnis MLM atau memilih distributor, lalu mendapatkan uang dari setiap penjualannya.

MLM adalah strategi yang cost effective

Melalui MLM, kamu bisa mendapatkan akses terhadap konsumen yang luas tanpa perlu mengeluarkan uang banyak.

Selain itu, karena distributor bergerak secara independen, pengeluaran dari sales pun menjadi sangat minim.

Jadwal yang fleksibel

Setiap partisipan dalam multi level marketing memiliki kebebasan untuk memilih jam kerjanya.

Kamu bisa mengatur jam kerja berdasarkan kenyamanan dari konsumen dan diri sendiri.

Sehingga, memungkinkanmu untuk bekerja kapan saja dan di mana saja.

Membantu mengembangkan kemampuan komunikasi

Karena bisnis MLM mengharuskanmu untuk bertemu dan berbicara dengan konsumen, hal ini membantumu mengembangkan skill komunikasi.

Tidak hanya itu, mengajak orang lain dan berhadapan dengan banyak konsumen juga dapat membantumu untuk berkembang secara profesional serta personal.

Mentorship

Karena dalam multi level marketing memiliki banyak lapisan partisipan, hal ini memungkinkanmu untuk mendapatkan mentorship dari orang yang berada di atasmu.

Mentor tersebut akan membantu dan menuntunmu untuk bisa membuat profit yang lebih banyak.

2. Kekurangan multi level marketing

Ancaman penipuan

Tidak bisa dipungkiri bahwa ancaman penipuan selalu menghantui orang-orang yang ingin terjun ke dunia multi level marketing.

Hal ini mengakibatkan orang-orang takut dan enggan untuk bergabung ke bisnis MLM.

Pendapatan MLM yang rendah

Income dari MLM sangatlah rendah. Terlebih adanya kompetisi antar perusahaan MLM membuat partisipan sulit untuk mendulang profit.

Tidak hanya itu, keengganan orang-orang untuk bergabung atau membeli produk MLM pun menjadi tantangan tersendiri.

Growth rate yang lambat

Perusahaan yang bergerak di bidang MLM akan membutuhkan banyak waktu untuk menghasilkan profit dan sukses.

Karena, mengajak dan meyakinkan orang untuk bergabung tidak bisa dilakukan secara cepat.

Tidak hanya itu, orang yang kamu ajak pun belum tentu ingin bergabung.

Penolakan dari masyarakat

Kebanyakan masyarakat sudah memiliki pandangan negatif terhadap multi level marketing pun menjadi salah satu tantangan.

Sehingga, kamu harus memberikan penjelasan yang meyakinkan supaya mendapatkan kepercayaan orang lain untuk bergabung denganmu.

Kurangnya bantuan dan pelatihan sales

Meskipun kamu mendapatkan mentorship, namun MLM tidak selalu memerlukan orang-orang yang sudah profesional untuk bergabung dengannya.

Tidak hanya itu, perusahaan pun tidak memiliki kewajiban untuk memberikan pelatihan khusus bagi orang-orang yang bergabung di dalamnya.

Pertimbangan Sebelum Menjalani MLM

Berdasarkan survei yang dilakukan AARP kepada pelaku multi level marketing (MLM), 47% responden mengaku kehilangan uang dan 27% responden mengaku bangkrut.

Sementara itu, 25% responden berhasil mendapat keuntungan dari MLM. 

Dari data tersebut, kamu bisa melihat bahwa MLM menimbulkan keuntungan maupun kerugian bagi para pelakunya.

Oleh karena itu, jika benar-benar ingin menjalani MLM, ada beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan.

Menurut FTC, kamu bisa merenungkan beberapa pertanyaan berikut ini sebelum bergabung dengan bisnis MLM. 

1. Apakah kamu ingin menjadi salesperson?

Bergabung dengan bisnis MLM berarti kamu menjalani profesi sebagai sales.

Kamu harus menjual produk dan meyakinkan orang lain untuk bergabung, berinvestasi, dan ikut menjual produk.

Jika tidak suka berjualan dan meyakinkan orang lain, MLM bukanlah strategi yang tepat untukmu.

2. Apakah kamu memiliki perencanaan penjualan yang matang?

Sebelum mengikuti MLM, kamu harus memastikan bahwa produk yang kamu jual disukai banyak orang.

Selain itu, kamu perlu memahami bahwa umumnya setiap distributor menjual produk dengan harga yang sama. 

Oleh karena itu, kamu akan bersaing ketat dengan para distributor lainnya.

Apakah kamu punya sales plan yang bisa menjamin penjualanmu lancar?

3. Apa tujuan penghasilanmu?

Banyak pelaku MLM akhirnya justru mengalami kerugian. Jika tujuan penghasilanmu besar, kamu perlu bekerja lebih keras daripada distributor lainnya.

4. Apakah kamu siap menanggung risiko?

MLM adalah strategi bisnis yang penuh risiko. Meskipun biaya pendaftarannya terkesan rendah, tetapi kamu akan memiliki banyak pengeluaran.

Kamu perlu melakukan pelatihan, perjalanan, promosi, pembelian produk, hingga gathering yang bisa memakan banyak biaya.

Selain itu, tentunya kamu membutuhkan banyak waktu untuk mempromosikan bisnismu.

Jika gagal, usahamu selama mengikuti MLM akan sia-sia.

Dari penjelasan di atas, apakah kamu setuju dengan praktik multi level marketing (MLM)?

Jika iya, jangan lupa tetap pertimbangan beberapa hal yang sudah Glints sebutkan tadi, ya.

Namun, jika masih ragu, kamu bisa mendiskusikannya di Glints Feed, lho.

Di sana, ada banyak pengguna Glints lainnya dan para pakar yang akan menjawab kegelisahanmu seputar MLM.

Sumber : https://glints.com/id/lowongan/multi-level-marketing/#.YqJRDKhBzIU

Histats